Di Jawa Barat pun memliki peninggalan sejarah masa lalu. Buktinya di Karawang ditemukan situs Batujaya yang mengisahkan masa-masa keemasan kerajaan Tarumanegara dibawah pemerintahan Raja Purnawarman. Lalu sejauh mana catatan-catatan sejarah yang menguak kisah kejayaan Tarumanegara?
Secara administrasi situs Baturaja berada di dua desa, yaitu Desa
Segaran Baturaja, Kecamatan Baturaja dan Desa Telagajaya, Kecamatan
Pakisjaya, Kabupaten Karawang, Propinsi Jawa Barat. Situs ini terletak
pada areal-areal perumahan dan sebagian pada pemukiman penduduk dengan
jarak sekitar 45 km di sebelah timur Jakarta (Tanjung Priok) dan sekitar
6 km dari pantai utara Jawa Barat. Situs ini dapat dicapai dengan
menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat dari Ibukota Kabupaten
dan ibukota kecamatan
Kompleks Candi Batu Jaya tidak terlihat begitu mencolok, karena
letaknya ada di tengah-tengah hamparan sawah yang dikelilingi oleh
pemukiman penduduk. Untuk mencapainya, dari jalan utama, harus memasuki
jalan desa sepanjang kurang lebih 100 m dan berujung di tepian sawah. Di
sekelilingnya terdapat beberapa bangunan tempat penyimpanan temuan
benda purbakala.
Hingga saat ini belum diketahui, mengapa Situs Candi Batu Jaya ini
dapat terkubur lapisan tanah sedalam 60-100 cm dan membentuk unur-unur
atau gundukan. Apakah dari faktor alam, seperti misalnya letusan gunung
api yang besar, kiriman lumpur banjir Sungai Citarum, akibat perang
ataukah karena sebab yang lainnya. Berdasar penelitian para arkeolog
dari berbagai lembaga, unur yang di dalamnya diduga juga terdapat
bangunan candi pada kawasan ini, berjumlah lebih dari 30 buah. Unur ini
tersebar di berbagai lokasi dengan luas total area mencapai kurang lebih
25 km2. Sampai dengan saat ini baru 11 candi yang sudah di teliti
(ekskavasi).
Hingga saat ini penelitian di kompleks Candi Batu Jaya masih terus
dilakukan sedikit demi sedikit. Beberapa bangunan candi lain yang saat
ini sedang diteliti adalah bentuk yang diduga hunian dan permukiman di
Unur Lempeng. Apabila penelitian ini dapat dilakukan secara menyeluruh
ke semua kawasan yang diduga masih terdapat peninggalan bangunan candi
yang lainnya, dipercaya kompleks ini merupakan situs percandian terluas
dan tertua di Asia.
Pada hari-hari tertentu, tempat ini mulai digunakan sebagai tempat
upacara besar bagi penganut agama Budha. Beberapa fasilitas seperti
Museum Batu Jaya, maupun pendopo juga sudah dibangun untuk melengkapi
fasilitas kepariwisataan budaya di daerah ini. Perhatian dan kepedulian
pemerintah tentunya masih sangat diperlukan untuk memugar dan
mengembangkan penelitan di kawasan ini. Karena selain menyimpan aset
pariwisata sejarah dan budaya yang luar biasa besar, pelestarian
benda-benda sejarah merupakan cerminan perhatian dan bentukMasa Kejayaan Tarumanegara
Candi Batu Jaya merupakan bagian dari situs kompleks Candi Budha
Mahayana yang didirikan sekitar abad 3 atau 4 Masehi, jauh lebih tua
dan lebih luas dari Kompleks Candi Budha Borobudur di Jawa Tengah yang
didirikan pada sekitar abad ke 8 Masehi. Bahkan mungkin merupakan
bangunan candi tertua di Pulau Jawa. Dari hasil penelitian dengan
menggunakan media radiometri carbon, diperkirakan benda-benda bersejarah
ini berasal dari abad ke 2. Terdapat pula temuan tembikar Arikamedu
yang sebenarnya berasal dari pelabuhan kuno di India Selatan pada abad
ke 1.
Posisi Candi Batu Jaya terletak sekitar 500 m dari aliran utama
Sungai Citarum Hilir yang memecah menjadi 3 sungai yaitu Sungai Bungin,
Sungai Balukluk, dan Kali Muara Gembong sebelum bermuara di Laut Jawa.
Wilayah ini mempunyai posisi strategis sebagai wilayah perlintasan bagi
pelayaran nasional dan internasional India – Cina. Menurut arkeolog
Clodeus Potinus, diperkirakan pada abad 2-3 Masehi, kawasan pesisir
Pulau Jawa sudah tumbuh menjadi kawasan permukiman dan berkembang
kegiatan perekonomian terutama perdagangan. Kawasan ini kemudian
berkembang menjadi bandar-bandar pelabuhan dan memegang peranan penting
bagi perkembangan sosial ekonomi masyarakat Sunda kuno.
Keberadaan Candi Batu Jaya ini diperkirakan muncul akibat adanya
aktivitas perdagangan internasional dan didorong oleh perkembangan
Kerajaan Tarumanegara pada masa itu. Dugaan bahwa Candi Batu Jaya
terkait erat dengan masa kejayaan Kerajaan Tarumanegara sebagai kerajaan
Hindu terbesar saat itu, dikaitkan dengan berbagai catatan-catatan
sejarah yang dikumpulkan. Sumber-sumber tertulis berupa prasasti, antara
lain prasasti Ciaruteun, Pasir Koleangkak, Kebon Kopi, serta prasasti
Tugu mengatakan bahwa Daerah Batu Jaya dan Cibuaya dahulu termasuk
wilayah kekuasaan kerajaan Tarumanagara.
Berdasarkan hasil penelitian para ahli sejarah, menemukan kerajaan
Tarumanegara meninggalkan banyak prasasti di antaranya : 1). Ciaruteun,
2). Prasasti Kebon Kopi, 3). Prasasti Tugu, 4). Prasasti Jambu. Di dalam
prasasti Ciaruteun terdapat lukisan dua tapak kaki sang Raja
Purnawarman yang disamakan dengan tapak kaki Dewa Wisnu. Hal ini
memberikan pertanda Raja Purnawarman dari Kerajaan Tarumanegara adalah
penganut ajaran agama Hindu.
Sebagaimana kita ketahui, Dewa Wisnu dalam konsepsi ketuhanan agama
Hindu merupakan manifestasi Hyang Widhi/Tuhan sebagai Dewa Kemakmuran.
Pada prasasti Kebon Kopi terdapat gambaran telapak kaki Gajah tunggangan
Sang Raja yang dikatakan sebagai tapak kaki Airawata (Gajah Dewa
Indra). Di dalam Prasasti Tugu yang terdapat di Jakarta menyebutkan
bahwa Raja Purnawarman dalam tahun pemerintahannya yang ke-22 telah
menggali sebuah sungai yang bernama Sungai Gomati. Sungai ini memiliki
panjang 6122 busur (kurang lebih 12 km) dalam waktu 21 hari dan
pekerjaan ini ditutup dengan upacara kurban memberi hadiah sebanyak 1000
ekor lembu kepada para Brahmana.Di samping itu prasasti Tugu juga menyebutkan tentang adanya nama Candra Bhoga. Nama itu melalui etimologi disamakan dengan nama Bekasi sekarang yang diduga sebagai pusat Kerajaan Tarumanegara, secara geografis daerah Bekasi berdekatan dengan daerah Batujaya hanya dipisahkan dengan aliran sungai Citarum. Dengan demikian tinggalan kepurbakalaan situs Batujaya boleh jadi erat hubungannya dengan kerajaan Tarumanegara di masa lampau.
Posting Komentar untuk "WISATA BATUJAYA KARAWANG JAWA BARAT"